Senin, 05 April 2010

Mendidik dengan Cinta dan Kasih Sayang

Mendidik dengan Kasih Sayang. Kasih sayang merupakan komponen dasar yang utama dalam proses pendidikan dan pembentukan karakter atau akhlak anak. Seorang guru yang memiliki rasa kasih sayang yang besar akan sangat mencintai profesinya dibandingkan dengan seorang guru yang lebih berorientasi terhadap uang. Demikian juga murid yang dididik dengan rasa kasih sayang akan merasa betah dan lebih cepat mengerti dan memahami pelajaran yang disampaikan kepadanya.

Orang tua yang selalu mendidik anak-anaknya dengan rasa cinta dan kasih sayang akan membuat suasana belajar dalam rumah tangga menjadi sangat menyenangkan bagi anak. Anak tidak pernah bosan untuk meyerap setiap pelajaran yang diberikan. Karena tidak ada cara yang lebih baik untuk menawan hati anak dan memenangkan kepercayaannya selain dari mengembangkan rasa cinta dan kasih sayang oleh orang tuanya.


Dengan cinta dan kasih sayang suasana rumah akan menjadi tempat yang sangat menyenangkan bagi anak dan seluruh penghuninya. Sehingga rumah menjadi tempat tinggal dan berkumpulnya seluruh kegembiraan, kedamaian dan kesopanan. Rumah yang dipenuhi dengan sinar cinta dan kasih sayang akan menjadi tempat kejujuran dan segala sifat kebaikan dan kebahagiaan tinggal.

Anak akan belajar mengasihi apabila di rumah kedua orang tuanya hidup dalam suasana penuh cinta kasih sayang. Dengan pelajaran cinta kasih yang diterimanya di rumah anak akan menjadi anak yang lembut dan penurut. Apabila anak dibesarkan dalam suasana rumah yang penuh dengan kebencian dan kedengkian akan melahirkan watak yang gampang tersinggung dan cepat marah, hidupnya akan selalu dipenuhi oleh rasa dendam yang pada akhirnya akan merugikan anak itu sendiri dimasa dewasanya.

Orang tua yang bijaksana tidak harus memperlihatkan kesusahan hidup yang dihadapinya pada anaknya karena kesusahan itu merupakan beban yang mungkin terlalu berat bagi anak dan dengan memperlihatkan kesusahan hidup kepada anak tidak akan mengurangi beban kesusahan itu sendiri, tapi malah membawa akibat yang buruk dikemudian hari pada anak. Anak akan tumbuh menjadi manusia yang tidak memilki kepercayaan diri yang cukup dalam menghadapi kehidupannya sendiri dimasa dewasanya.

Tidak sedikit orang tua yang salah menerapkan rasa cinta dan kasih sayang dalam keluarganya. Tatapan mata penuh cinta kasih, belaian dan perbuatan serta obrolan dirumah memang perlu dan mutlak dilakukan, tapi kebanyakan orang tua lupa bahwa cinta dan kasih sayang tersebut membutuhkan penegasan dan kepastian yang tegas. Rasa cinta dan kasih sayang itu harus diucapkan dengan kata-kata yang mendidik, sehingga anak mengerti dan memahami bahwa dirinya adalah bagian dari keluarganya. Anak akan memahami dan menyadari bahwa dia juga mempunyai hak dan kewajiban serta tanggungjawab dalam keluarga, sama seperti anggota keluarga lainnya.

Jangan biarkan anak hidup dan terombang ambing dengan perasaannya sendiri tentang posisinya dalam keluarga. Penegasan bahwa dirinya adalah bagian dari keluarga itu akan menumbuhkan kesadaran dan rasa memilki sehingga anak akan dengan sukarela menjaga dan merawat serta memelihara tatanan komunikasi yang dipenuhi cinta kasih yang telah dibangun dan dipelihara orang tuanya.

Seringkali orang tua dibuat pusing oleh sikap anaknya yang cendrung enggan membereskan dan merapikan kembali mainan setelah dipergunakan. Apabila kebiasaan tersebut dibiarkan sampai anak menjadi besar dan dewasa, dia akan cendrung meninggalkan setiap peralatan kerja yang telah dipakainya disembarang tempat sebelum kemudian hilang.

Kebiasaan buruk tidak mau atau enggan membereskan atau merapikan kembali mainan setelah dipakai, merupakan ujud dari tingkat kesadaran anak terhadap kepemilikan mainannya. Ketika anak memahami dan menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari keluarga dan bagian dari kepemilikan setiap benda yang berada dalam rumah tentunya dengan kesadarannya sebagai anak dia akan turut menjaga dan merawatnya

Orang tua yang kurang bijaksana dalam mengungkapkan rasa cintanya terhadap anak cendrung akan membereskan dan merapikan sendiri mainan anak yang berserakan, bahkan sebagiannya lagi disertai dengan omelan dan gerutuan yang tidak dimengerti oleh anak. Sikap orang tua yang demikian akan menggiring anak untuk bersikap acuh terhadap lingkungannya. Anak akan kehilangan rasa kepeduliannya terhadap sesama. Dia akan kehilangan rasa cinta dan kasih sayang dalam dirinya dan tumbuh menjadi manusia yang egois, keras kepala, sadis dan maunya menang sendiri.

Memberikan pengertian dengan bahasa cinta yang jelas dan beradab akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang lembut dan penuh tanggungjawab. Anak akan mudah memahami lingkungannya dan enak diajak berkomunikasi, sehinga pada akhirnya setelah dia dewasa kelak dia akan tumbuh menjadi manusia yang keberadaanya diakui sebagai pemberi dan penebar kasih sayang yang jadi panutan bagi sesamanya

Cara terbaik mengajarkan cinta dan kasih sayang kepada anak disamping selalu memenuhi rumah dengan aura cinta dan kasih sayang yang nyaman adalah dengan memberi kesempatan kepada anak untuk melihat rasa cinta dan kasih sayang yang manis yang diberikan orang tua mereka terhadap nenek dan kakek mereka. Dengan cara itu anak akan terbimbing jiwanya untuk mengikuti rasa cinta dan manisnya kasih sayang yang diberikan dan diperlihatkan orang tuanya terhadap ibu bapak mereka. Anak akan terbimbing hatinya untuk memahami bahwa “ sesungguhnya ridha Allah itu terletak pada keridhaan orang tua “ ( Al-Quran )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar