Kamis, 28 Januari 2010

Mengingat Allah Swt adalah Tanda Cinta

Ketika cinta telah bertahta, yang ada hanyalah keinginan untuk selalu berdua, bersama, bercengkrama, setiap saat dan di setiap tempat. Tidak sesaatpun waktu berlalu, kecuali keinginan untuk selalu berduaan dengan sang kekasih pun terus mengiringi. Ketika rasa cinta telah bersemayam dan menguasai hati manusia, niscaya kecenderungan untuk selalu bersama dan berdua saja pun senantiasa memenuhi hati dan kepala. Ketika sebuah nama telah terukir manis pada segumpal darah yang dikenal dengan sebutan hati, maka tidak ada tempat untuk yang lain lagi. Hati tak henti bahkan meski di alam mimpi, ingin bertemu, ingin berdua, ingin berbagi, ingin bercerita, ingin mengadu, ingin bermanja dan dimanja, ingin memandang dan dipandang, ingin berbisik, ingin selalu bermesraan.

Itulah gambaraan seseorang kekasih yang tengah dimabuk asmara, gambaran seorang pecinta yang tengah tergila-gila kepada kekasih hatinya. Dan alangkah indah dan mulianya manakala rasa cinta tersebut tertuju kepada yang memang benar-benar berhak untuk menerimanya.



Allah swt, Dia-lah satu-satunya Zat yang paling berhak untuk mendapatkan rasa cinta yang tertinggi. Begitu banyak manusia yang mengaku cinta kepada Allah swt, namun tidak pernah terbentuk dalam realita kehidupannya.

Jika kita memang mencintai Allah swt, jangan biarkan realisasi rasa cinta itu lebih rendah dari rasa cinta terhadap sesama dan segala hal yang berbau duniawi. Ingatlah bahwa ketika cinta telah bertahta, maka yang ada hanyalah keinginan untuk selalu berdua, bersama, bercengkrama, setiap saat dan di setiap tempat. Tidak sesaatpun waktu berlalu, kecuali keinginan untuk selalu berduaandengan sang kekasih pun terus mengiringi. Ketika rasa cinta telah bersemayam dan menguasai makhluk Allah swt, niscaya kecenderungan untuk selalu bersama dan berdua saja pun senantiasa memenuhi hati dan kepala. Ketika sebuah nama telah terukir manis pada segumpal darah yang dikenal dengan sebutan hati, maka tiada tempat untuk yang lain lagi. Hati tak henti bahkan meski di alam mimpi, ingin bertemu, ingin berdua, ingin berbagi, ingin bercerita, ingin mengadu, ingin bermanja dan dimanja, ingin memandang dan dipandang, ingin berbisik, ingin selalu bermesraan. Dan inti dari semua itu adalah senantiasa ingat akan kekasih tercinta, kapanpun dan dimanapun.

Jika kita memang mencintai Allah swt, jika memang Allah swt adalah Zat yang paling kita cinta, sekarang marilah kita renungkan sejenak mengenai pertanyaan sederhana berikut?

“Pernahkah atau seberapa seringkah kita ingat kepada Allah swt?”

Selalu ingat, adalah salah satu faktor yang harus ada dalam ikatan cinta. Jika kita mencintai Allah swt, berarti kita harus sering-sering berduaandengan Allah swt. Lalu, kapan dan bagaimanakah cara kita untuk selalu ingat kepada Allah swt?

“Kapan kita harus selalu ingat kepada Allah swt?”, pertanyaan ini akan dijawab dengan cara menjawab pertanyaan “Kapankah biasanya kita ingat akan kekasih kita?”, dan jawabannya adalah “kapanpun ketika ada kesempatan”. Begitu juga untuk berduaan dengan Allah swt, kapanpun ketika ada waktu maka kita harus selalu ingat kepada Allah swt. Dan hebatnya, ternyata seluruh waktu yang ada bagi manusia adalah dapat digunakan untuk selalu ingat kepada Allah swt (kecuali pada saat buang air atau sedang berada di dalam toilet).

Selalu ingat kepada Allah swt harus dilakukan dan memang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun (kecuali pada saat buang air atau sedang berada di dalam toilet), asalkan orang tersebut mengerti bagaimana cara melakukannya.

“Bagaimanakah cara kita untuk selalu ingat kepada Allah swt?”, inilah pertanyaan yang sebenarnya sangat mudah namun banyak orang yang tidak mengetahuinya dan banyak pula orang yang mengetahui tapi tidak mau mengaplikasikannya.

Selalu ingat kepada Allah swt dapat dilakukan dengan cara beribadah dan berkomunikasi kepada-Nya. Sholat fardhu yang dilakukan sebanyak 5 waktu dalam sehari semalam, adalah salah satu cara selalu ingat kepada Allah swt. Kemudian, intensitas mengingat Allah swt juga dapat ditambah dengan cara menambah ibadah sholat kita dengan sholat-sholat sunnah yang banyak sekali jenisnya.

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Thaaha : 14)

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al ‘ankabut : 45)

Dan mengingat Allah swt yang paling indah, biasanya dilakukan oleh umat muslim yang beriman di sepertiga malam. Ketika hampir seisi dunia terlelap, ia bangun dan menyempurnakan wudhu, kemudian sholat melaksanakan tahajjud. Di sepertiga malam inilah, di saat hampir semua makhluk terlelap, ia bertemu dan bermesraan dengan Allah swt, ia mengadu, bermanja, memuji, menyanjung, merendahkan dirinya, menangis dan mengungkapkan rasa cintanya.

“ Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),” (QS. Al Muzzammil : 1 – 2)

Sholat merupakan salah satu cara untuk selalu ingat kepada Allah swt. Namun, sholat merupakan ibadah yang telah ditentukan waktunya, tidak dapat dilakukan semau kita (kapanpun). Lalu, bagaimanakah cara kita untuk dapat senantiasa bertemu dan selalu ingat kepada Allah swt?

Jawabnya sangat sederhana, yaitu dengan cara berdzikir kepada Allah swt. Inilah satu-satunya cara untuk senantiasa mengingat Allah swt kapanpun dan dimanapun, tanpa batas (kecuali ketika sedang buang air atau sedang berada di dalam toilet).

“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al ahzab : 41)

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka".” (QS. Ali imran : 191)

Indah nian gambaran cinta yang demikian, yang terjadi antara seorang hamba kepada Rabb-nya, Allah swt. Ketika hati telah terisi oleh kalimat “tiada tuhan selain Allah”, maka tiada lagi tempat untuk berbagi kepada selain Allah swt. Ketika kepala telah penuh dengan kalimat “tiada tuhan selain Allah”, maka tiada lagi kecurangan untuk berkhianat kepada Allah swt.

Itulah gambaran bagi seorang yang tengah dimabuk cinta kepada Allah swt. Allah swt adalah kekasihnya, segalanya dan yang paling utama baginya. Tak bosannya lidah mengucapkan kata-kata cinta, kata-kata merayu, kata-kata merindu dan seluruh kata bermadu.Tak hentinya lidah menyebut dan memuji kekasihnya, Allah swt. Tak lelahnya hati dan pikirannya terus mengingat,menyatu dan selalu cercumbu dengan Allah swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar